Review If I Stay karangan Gayle Forman

My rating : 4 out of 5 stars

























Judul                                  :               If I stay – Jika Aku Tetap Di Sini
Pengarang                           :               Gayle Forman
Penerbit                              :               PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa                         :               Poppy D. Chusfani
Editor                                  :              Dini Pandia
Terbitan                              :               Februari 2014 (cetakan keenam)
Jumlah halaman                  :               200 halaman
Harga                                  :              Rp 35.000,00

Sinopsis :
Mia Hall, pecinta musik klasik yang bercita-cita menjadi pemain cello terkenal menemukan kehidupannya porak poranda hanya dalam satu moment di hari yang penuh salju. Kecelakaan yang mengerikan diiringi alunan Cello Sonata no. 3 Beethoven. Ia kehilangan seluruh keluarga yang dicintainya. Dad, Mom, dan  Teddy (adik kecil Mia yang lucu dan hiperaktif).

“Apakah aku sudah mati?”

Jiwa Mia menatap tubuhnya yang terbujur koma. Mia terjebak antara hidup dan mati. Ia bingung memilih jalan hidupnya.Apa ia akan meninggalkan segala hal yang dicintainya di dunia? Gramps dan Gran,kakek nenek Mia yang baik hati dan penyayang. Kim, sahabatnya yang konyol dan suka bercanda. Adam Wilde, pacarnya yang keren, anggota band Shooting Star yang sedang naik daun. Dan kesempatan memasuki Juilliard, sekolah musik terkenal. Haruskah ia tetap hidup padahal tubuhnya sudah rusak dan ia sebatang kara? Ia merasa tidak sanggup hidup tanpa keluarganya dan ingin tetap berada dalam kenangan manis itu selamanya.

Hal-hal yang kusukai tentang novel ini :
1. Tema cerita tentang kehangatan keluarga, persahabatan, dan cinta.  Keluarga Mia mengingatkanku pada reality show Ozzy Osbourne, keluarga rock&roll yang hangat. Karakter favoritku, Gramp yang begitu penuh pengertian dan merelakan pilihan hidup Mia.

"Tidak apa-apa kalau kau mau pergi. Semua orang ingin kau tinggal. Aku ingin kau tinggal lebih dari apapun yang kuinginkan di dunia ini. Tapi itu kemauanku dan aku bisa mengerti mungkin itu bukan kemauanmu." 

Kalimatnya benar-benar bikin aku sedih, aku jadi ingat kakekku yang sudah meninggal T.T

2. Aku suka sekali musik, tapi aku jarang menemukan novel bertemakan musik (novel berlatar musik yang pernah kubaca selain novel ini ialah the Sound of the Music, novel jadul favoritku tentang musik klasik tradisional). Novel If I Stay juga menarik karena menceritakan dua jenis musik yang bertentangan, klasik dan rock and roll. Yang unik, penggambaran jiwa musik ini juga sesuai dengan karakter-karakter tokohnya. Karakter Mia yang stabil dan sabar persis alunan musik klasik. Sedangkan ortu Mia  dan Adam yang menyukai rock and roll lebih emosional dan terbuka. Bahkan Adam kadang-kadang menangis jika melihat hal yang menyedihkan (padahal aku sendiri yang cewek sulit menangis ... )

3. Kisah cintanya romantis, tapi tidak berlebihan. Pengarang berhasil menuturkan perasaan cinta ala anak muda. Ini kutipan favoritku yang membuatku jatuh cinta pada karakter Adam :

“Dirimu malam ini sama dengan dirimu yang membuat diriku jatuh cinta kemarin, sama dengan dirimu yang akan membuat diriku jatuh cinta besok.”

(really cool love quote!!!)

Sebenarnya genre novel ini sicklit, tapi sama sekali tidak cengeng. Penuh makna bahwa passion (gairah hidup) sangat menentukan kehidupan.

4.Karakter Gran (neneknya Mia) yang polos, yang selalu mengganggap hewan-hewan yang datang ke rumahnya dirasuki malaikat atau jiwa-jiwa anggota keluarganya, sukses membuatku tersenyum =) No hard feeling, peace! Gran memang suka sekali apapun yang berbau malaikat.

5. Cara bertuturnya menarik. Sudut pandang pertama.Membuat kita serasa membaca diary Mia. Alur yang digunakan campuran. Gaya bahasa novel ini ringan dan mudah dipahami =) Pengarang berhasil menuturkan perasaan Mia yang bahagia, galau, sedih dengan pas. Cerita ini agak mengingatkanku pada film Ghost, tapi If I Stay lebih menekankan tentang pilihan hidup. 

Novelnya hampir bersih dari salah ketik, hanya typo di halaman 148, penulisan Gram  seharusnya Gramp =)


Novel ini juga berlanjut ke sekuel Where She Went, dengan sudut pandang Adam. Gak sabar ingin baca cerita selanjutnya ^.^

Komentar

Popular Posting