Review Allegiant karangan Veronica Roth

























My rating : 4 bintang (skala 5)

Judul : Allegiant
Serial : Divergent (#3)
Penulis : Veronica Roth
Penerjemah : Nur Aini dan Indira Briantri Asni
Penerbit : Mizan Fantasi (PT Mizan Pustaka)
Terbitan : Agustus  2014 (cetakan IV)
Jumlah halaman : 492 halaman

Sinopsis :
Sistem faksi telah tumbang. Keadaan semakin tak menentu. Hati Tris masih dingin dan belum bisa memaafkan pengkhianatan, tapi ia harus terus berlari! Tris, Tobias, dkk ingin melaksanakan misi Edith Prior untuk pergi ke luar batas kota dan menyelamatkan orang-orang di luar sana. Ternyata realitas yang menunggu mereka sungguh di luar dugaan …

Allegiant adalah seri terakhir dari trilogi Divergent. Kisah fantasi dystopsia ini sangat menarik karena mengupas sisi kehidupan seorang remaja  bernama Tris yang resah. Ia berusaha mengungkapkan teka-teki jati dirinya sebagai seorang Divergent.

Berbeda dengan kedua seri terdahulunya yang hanya menggunakan sudut pandang Tris, pada seri ketiga ini pengarang menggunakan sudut pandang Tris dan Tobias dalam bab yang berbeda sehingga pembaca bisa lebih memahami perasaan Tris dan Tobias dengan lebih interaktif sebagai sepasang kekasih yang kadang-kadang mempunyai cara menganalisa masalah dengan berbeda.

Alur kisah fantasi novel ini berlangsung lebih lambat dari kedua seri sebelumnya. Sisi psikologis lebih ditekankan. Tapi kisah ini tetap diisi dengan petualangan mendebarkan yang penuh teka-teki. Amarah. Pertempuran. Kebohongan. Kekacauan. Keresahan. Pengampunan. Kekecewaan. Kesedihan. Realitas …

Karakter-karakter tokoh  :

Beatrice Prior (Tris) berkarakter pandai berbohong, pemberani, keras kepala, sensitif, optimis, dan cerdas.

Tobias Eaton (Four) berkarakter cool, pemberani, agak pesimis, dan cerdas.

Caleb Prior (Caleb), kakak Tris yang pintar dan egois.

Christina berkarakter pemberani , tulus, dan humoris.

Uriah berkarakter pemberani dan humoris. Ia agak linglung setelah kematian pacarnya, Marlene (di novel Insurgent)

Zeke (kakak Uriah) berkarakter pemberani dan humoris.

Cara berkarakter pintar, bijak, dan humoris.

Peter berkarakter pintar, kejam, sinis, tapi tahu membalas budi.

Evelyn Johnson (istri Marcus, ibu Four, sekaligus pemimpin Factionless) berkarakter keras kepala, ambisius, diktator, dan picik.

Marcus Eaton (ayah Four sekaligus mantan pemimpin Abnegation) berkarakter keras kepala, ambisius, diktator, dan manipulatif.

Johanna Reyes (mantan pemimpin Amity) berkarakter tenang dan jujur.

Tori (mantan pemimpin Dauntless) berkarakter pemberani, tegas, dan tulus.


Karakter tokoh yang baru muncul dalam novel ini :

Ibu Christina berkarakter jujur.

Rose (adik Christina) berkarakter jujur, tidak peka, dan tidak sensitif terhadap perasaan orang lain.

Drea (penjaga tahanan) berkarakter tidak peduli.


Karakter tokoh di luar batas kota :

Amar berkarakter tulus dan spontan.

Zoe berkarakter ramah.

George Wu berkarakter ceria.

Matthew berkarakter pintar, jujur, dan penuh semangat.

David berkarakter tenang, serius, melankolis, dan profesional terhadap pekerjaannya.

Juanita (Nita) berkarakter pemberani, pemberontak, manipulatif, dan emosional.

Mary berkarakter pemberani dan pemberontak.

Rafi berkarakter pemberani dan pemberontak.


“Jujur bukanlah berarti kita boleh mengatakan apapun yang kita inginkan tanpa pandang bulu. Jujur artinya apa yang ingin kau katakan haruslah benar.”   (Christina)
White lies merupakan ketidakjujuran untuk tujuan yang baik, seperti tidak menyakiti perasaan orang lain. Baik Tris maupun Tobias tidak segan-segan melakukannya, walaupun Tris lebih ahli dalam melakukannya ^.^

“Pengetahuan adalah kekuatan untuk melakukan kejahatan atau kebaikan.” (Matthew)
Kalimat yang filosofis dan menggambarkan bahwa pengetahuan merupakan pisau, tergantung niat dari si pemakai. Apakah dimanfaatkan untuk kejahatan seperti yang dilakukan Jeanine Matthews atau untuk kebaikan seperti yang dilakukan Will, Fernando, Elia, dan Cara.

Kalimat paling romantis dalam novel ini mengenai komitmen ^.^ :
“Aku jatuh cinta pada Tobias. Tapi, bukan berarti aku bersamanya karena tidak ada orang lain untukku. Aku tetap bersamanya karena itulah pilihanku. Setiap pagi, setiap kali kami bertengkar , berbohong, atau mengecewakan satu sama lain. Aku memilihnya terus-menerus, dan Tobias memilihku.” (Tris)

Kalimat paling filosofis dalam novel ini :
“Hidup mencederai kita dan setiap orang. Kita tak bisa mengelak. Namun, kita bisa disembuhkan. Kita saling menyembuhkan.” (Tobias)
Makna yang sangat dalam mengenai persahabatan sejati yang saling menolong dalam kesulitan hidup.


Pengarang berhasil menutup kisah trilogi ini dengan mencengangkan dan tidak terduga. Kisah cinta yang indah dan mengharukan. Penuh dengan filosofi hidup yang inspiratif. =)

Komentar

Popular Posting